Sayyidul Istighfar ‘Pengakuan hamba kepada Tuhan-Nya’
NASIHAT MISI FOKUS UTAMA NABI MUHAMMAD SAW DALAM HIDUP DI DUNIA BACA DI BAWAH SEKALI:
Istighfar yang paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar) sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Shaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istighfar adalah apabila engkau mengucapkan:
“Allaahumma anta rabbii laa ilaa ha’illaa anta khalaqtanii wa ana abduka wa anaa alaa ahdika, wawa’dika mastatha‘tu a uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu ‘ulaka bini’matika alayya wa abuu ‘ubizdanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudzunuu ba illaa anta.”Artinya:“Yaa Allah…
Engkaulah Rabb-ku…
Tidak ada satupun tuhan yang berhak diibadahi melainkan Engkau…
Engkaulah yang telah menciptakanku…
Dan aku adalah hamba-Mu…
Dan aku di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku…
Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku lakukan…
Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku…
Dan mengakui dosaku (kepada-Mu)…
Maka ampunkanlah aku…
Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”
Sumber Blogibadah (HR. Bukhari no. 6306)
“Berbahagialah bagi orang yang mendapati dalam catatan amalnya istighfar yang banyak”
(HR. Al Baihaqi, Imam Ahmad dalm Az Zuhd . Lihat Shahih Al Jami’ no. hadits 3930)
(HR. Al Baihaqi, Imam Ahmad dalm Az Zuhd . Lihat Shahih Al Jami’ no. hadits 3930)
“Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat derajatnya disurga, maka iapun berkata : Bagaimana ini bisa untukku? Maka dikatakan : disebabkan anakmu beristighfar (memohonkan ampun) untukmu.
(HR. Ahmad, Al Baihaqi)
(HR. Ahmad, Al Baihaqi)
RIWAYAT
Sayyidina Jabir menjelaskan: Rasulullah saw, bersabda: “Pelajarilah dengan baik istighfar utama dan amalkanlah”
Makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka. Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar atau raja istighfar), yang demikian itu karena melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
KANDUNGAN MAKNA
Ini adalah doa agung yang mencakup banyak makna (taubat, merendahkan diri kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya).
At-Tayibi menerangkan: Sayyidul Istighfar mengandung pengertian atas hubungan erat antara seorang hamba dengan Tuhannya dan mengandung pengakuan atas kelalaian dan kelengahan manusia dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan. Padahal manusia telah membuat perjanjian ketika ia masih dalam rahim ibu (dalam alam roh) bahwa ia dalam hidupnya akan senantiasa berta’at dan berbakti kepada Tuhan. Mengakui atas nikmat-nikmat Tuhan, nikmat harta benda, nikmat kelengkapan anggota tubuh dan kesempurnaan panca indera, kesehatan badan, pikiran, kebahagiaan dan sebagainya.
Karena itu manusia senantiasa mohon perlindungan kepada Tuhan, agar nikmat-nikmat tersebut terpelihara dari kemusnahan, karena akibat perbuatan dirinya. Disamping itu manusia mengakui berdosa dan merasa sangat terbatas dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap Tuhan. Timbul kesadaran dari hati nurani yang tulus ikhlas disertai dengan pengharapan mohon keampunan Tuhan setiap pagi dan petang.
FADILAH SAYYIDUL ISTIGHFAR
Rasulullah saw menerangkan: “Siapa membaca istighfar utama diwaktu pagi dengan penuh keyakinan sesuai arti dan tujuan kalimat tersebut, kemudian ia meninggal pada hari itu, ialah ahli surga. Dan siapa yang membaca diwaktu sore dengan cara itu, kemudian ia meninggal pada malam hari, iapun ahli surga.”Dari Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar; dan untuk setiap kesempitannya kelapangan; dan Allah memberi-nya rezeki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Bagi seorang spiritualis dan pelaku ilmu hikmah, amalan ini merupakan pondasi spiritual yang sangat penting. Oleh karenanya hafalkan dan amalkanlah Sayyidul istighfar ini.
Hanzalah bin ‘Ali narrated that:
Mihjan bin Al-Adra’ narrated to him that the Messenger of Allah () entered the masjid and there was a man who had finished his prayer and he was reciting the tashahhud. He said: “Allahumma inni as’aluka ya Allah! Bi-annakal-Wahidul-Ahad us-Samad, alladhi lam yalid wa lam yowled, wa lam yakun lahu kufuwan ahad, an taghfirali dhunubi, innaka antal-Ghafurur-Rahim (O Allah, I ask of You, O Allah, as You are the One, the Only, the Self-Sufficient Master, Who begets not nor was He begotten, and there is None equal or comparable to Him, forgive me my sins, for You are the Oft-Forgiving, Most Merciful.)”
The Messenger of Allah said: “He has been forgiven,” three times.
Imam Nasai via Sunnah.com by Istghfar Al Quran Hadis
Focus on your mission
Abu Hurairah reported that he once heard Rasulullah s.a.w. said:
من حسن إسلام المرء ترخ ما لا يعنيه
“Part of perfection of one’s Islam is this: leaving alone matters which do not concern him.” (H.R. Al Tirmidhi)
“Part of perfection of one’s Islam is this: leaving alone matters which do not concern him.” (H.R. Al Tirmidhi)
In travelling the straight path, you will come across matters that concern you and those that do not.What you attend to in your life has an effect on your faith.Your faith increased when you leave aside things that do not concern you.
In Rasulullah’s (peace be upon him) life, fame, wealth and power of this life were not his concerns. Rasulullah s.a.w was very concerned of his relationship with Allah s.w.t, the success of his mission and caring for the ummah and humanity.
It is very important to be clear about your purpose and mission in life. When you are clear of them, you should know what your true concerns are. Reflect.
By not interfering with things which do not concern you, you will be able to focus on your mission. Be clear of your mission.
No comments:
Post a Comment